CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »
Daisypath Wedding tickers

Friday, October 14, 2011

Beauty is Pain

     Yes.. Beauty is pain ladies, karena tuntutan umur yang udah seperempat abad ini dan juga pengaruh lingkungan membuat saya mulai berdandan, dulu cuma beli-beli make up aja di pakenya sebulan sekali juga ngga, 3.5 tahun kerja ngga pernah tuh blush on - nan, paling maksimal cuma pake lipstick itu juga yang nude warnanya. Hingga suatu hari saya dapat ilham tuk mulai berdandan karena mau kondangan ke temen kantor terus ada yang bilang "Ka kalo lo dandan cantik juga, berubah" eehhmm..eehhmm.. mulai kembang kempis nih idung. Semenjak itu jadi agak sering dandan kalo mau pergi bergaul contohnya (mang situ gaul?), sebenernya make up yang saya pakai juga ngga terlalu heboh kok,bedak mah udah pasti ya pake tapi tuk make up nya cuma mascara Maybeline,blush on Revlon, eye shadow and  lipstick Revlon aja. Untuk warna semuanya standar, eye shadow juga cuma pake warna hitam ke abu-abuan dikit karena menurut saya itu match kalo pake baju apa aja tapi ngga sampe jadi gothic gitu cuma sedikit aja.
    Alkisah dobreto akan datang ke ibu kota, dengan semangat 45 saya bermake up ria, sebelum-sebelumnya ngga pernah dandan kalo ketemu dia..mascara[check], eye shadow [check], lipstick [check], blush on [check]. Skala ke percaya dirian saya udah ada di level 80, ihiiiiyyy marii kita jemput dobreto.. Berangkaat.. ketika ketemu dobreto langsung donk seneng..lagi asik-asiknya ngobrol tau tau dia bilang.. 

dobreto : " Sayang mata kamu kenapa? kok gosong?"
Me: Jleeeeebbbbb.... 


kisah lain yang men-jleb hati sodara-sodara..


    Punya wajah mulus,bersinar,flawless,bebas jerawat udah pasti idaman semua wanita donk ya.. termasuk saya,  sekian lama pakai produk-produk perawatan yang beredar iklan nya di tv,akhirnya memutuskan untuk pergi ke skin care supaya lebih cepet dan langsung keliatan hasilnya. Saya sebenernya ngga punya masalah yang terlalu berat sama kulit wajah, tapi karena saya males tuk dandan kalo pergi-pergi jadi pengen punya kulit muka yang ga perlu di bedakin udah kinclong. Belajar dari pengalaman kakak saya yang punya masalah sama kulit mukanya, dia udah melanglang buana ke semua dokter kecantikan and skin care, setiap kali dia coba ke dokter dan skin care dia pasti cerita, makanya saya bisa liat hasilnya di dia... Kalo di dia ada hasilnya berarti patut di datengin. Tapi... dari sekian banyak dokter n skin care yang kakak saya datengin ngga ada hasil yang bener-bener signifikan, sampai suatu hari dia cerita kalo dia abis facial di sebuah skin care,singkat cerita saya tertarik tuk datengin itu skin care dan make  paket perawatannya.
     Dobreto will coming to town sodara-sodara..... Asiikkk bisa pamer hasil ribet make day cream,night cream,bangun tidur sebelum mandi musti pakein serum vitaminya,seminggu sekali facial.. kalo di liat ada perubahannya ternyata walaupun sedikit.. tapi lumayan cing.. hehehehe... Alkisah lagi asik nonton tv saya bertanya..

Me: " Sayang.. ada yang berubah ngga sama muka ku?"
Dobreto : *diem sambil ngeliatin* "Iya.... berubah...makin buleet.."
Me: Jleeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeebbbbbbbbbb...!!!


eits,, ternyata setelah kejadian itu waktu ngater dia balik ke kota mangga, di stasiun nunggu keretanya yang telat... dia bilang..


Dobreto : " Creamnya blepotan tuh.."
Me: "Masaa....?Hmm..susah ya mau cantik aja.."
Dobreto : " ngga kok,,,di pake terus ya.. udah keliatan kok hasilnya.."
Me: *tersipu malu* 



Monday, October 3, 2011

Fatherless-Orphan-Yatim-Ga Punya Bapak

-
Berawal dari kewajiban saya sebagai muslim dan manusia  untuk berbagi kepada sesama dan kewajiban saya untuk menyisihkan sebagian dari penghasilan saya kepada orang lain yang tidak seberuntung saya. Saya ada di kondisi bingung untuk menentukan kemana sebaiknya saya berbagi agar tepat guna dan berkah bagi saya dan bagi si penerima, kepada para pengamen di lampu merah kah? Kepada ibu2 yg menggendong anak kecil yang konon katanya adalah anak-anak batita yang sengaja mereka sewa untuk menambah belas kasihan si pendarma , sudah tepat sasaran kah?. Saya tidak ingin main “hitung2an” mengenai sedekah jika memang niat memberi kenapa harus melihat-lihat siapa yang akan di kasih karena inti dari memberi adalah ikhlas.
Tapi pola pikir saya agak sedikit bergeser ketika Saya membaca sebuah artikel mengenai Kampung Pengemis dimana mereka adalah pendatang musiman yang khusu datang ke jakarta dari kota  yang jika nanti InsyaAllah saya menikah dan ikut suami bertugas  saya pun akan menetap di kota tersebut, pada bulan Ramadhan mereka datang untuk bekerja sebagai penerima derma dan yang membuat saya kagum penghasilan mereka 9 -18 juta/bulan. Wow... mungkin dengan iri saya akan berkata “Gaji gw aja sebulan ga segitu”  setelah membaca artikel tentang kampung pengemis tersebut  entah kenapa jadi muncul pikiran ketika di jalan saya bertemu dengan ibu-ibu berpakaian daster,jilbab brego kumal dengan memegang gelas plastik mungkinkah beliau salah satu yang berpenghasilan 18jt/bulan atau kah beliau benar2 sedang  sangat kesulitan? Jadi muncul rasa bimbang ketika akan bersedekah jika diawali pikiran seperti itu saya yakin 50% akan ada rasa tidak ikhlas di hati.

Saya seorang anak yatim,bapak saya yang super meninggal ketika saya berumur 13 tahun, umur transisi dari anak kecil ke ABG. Pada saat itu saya sedih tapi akan lain rasanya jika pada saat itu saya sudah sebesar sekarang ini.  Saya dibesarkan tanpa pelindung utama dari sebuah keluarga yaitu seorang Bapak, ibu saya yang perkasa bekerja membesarkan ke tiga anaknya sendiri. Puji Syukur Alhamdulillah mungkin saya anak yatim yang lebih  beruntung di bandingkan yang lain dalam segi ekonomi keluarga walaupun tidak saya pungkiri rintangan besar pernah kami hadapi, mungkin  jika Bapak saya yang super masih ada, mungkin akan jauh lebih baik lagi, Bukan mengesampikan jasa ibu saya yang luar biasa membesarkan sendiri 2 anak laki-laki dan 1 anak perempuan. Ibu saya sangat-sangat luar biasa bekerja pagi-sore untuk anak-anaknya semuanya ibu saya hadapi sendiri tanpa ada bahu yang bisa ibu saya jadikan sandaran tanpa ada tempat untuk ibu saya berbagi mengenai perkembangan anak-anaknya dan beruntunglah kalian sahabat-sahabat perempuan yang masih sempat diwalikan nikah oleh Ayah kalian. Tapi Allah berkehendak lain,saya ambil hikmahnya jika sekarang bapak saya yang super masih ada mungkin saya tidak akan setangguh sekarang karena Allah sayang bapak saya,keluarga saya dan saya. Sekarang saya hanya tinggal punya ibu yang akan saya jaga sebaik-baiknya.

Ketika ada acara maulid nabi Muhammad SAW disebelah rumah setiap kali pula mengundang anak yatim untuk diberikan satunan, lebaran anak yatim setiap tanggal 10 muharam dan beberapa hal lainnya yang membuat saya bertanya kenapa anak yatim begitu special di bandingkan yang lain. Setelah blog walking, baca-baca mengenai keutamaan anak yatim ternyata memang anak yatim yang masih di bawah umur dan dari keluarga yang kurang mampu yang wajib di santuni dan di pelihara karena mereka telah kehilangan seseorang yang mencarikan mereka nafkah pada saat mereka sendiri belum mengerti apa itu nafkah,mereka kehilangan pemimpin,pembimbing yang mengajarkan mereka tentang hidup.  Sekarang Saya jadi berpikir untuk berbagi kepada yang senasib dengan saya, tapi disekitar rumah saya tidak ada anak yatim jadi saya memutuskan untuk berbagi melalui yayasan yang menghimpun dana yang kemudian menyalurkan kepada anak-anak yatim dan duafa.  Ex: Rumah yatim atau Dompet Duafa . Menurut saya ini lebih tepat guna dan tidak menimbulkan spekulasi yang berujung pada suudzon dan prasangka 18jt/bulan.  Kita hanya perlu mempercayakan bahwa lembaga atau yayasan akan menyalurkan kepada yang berhak. Ayoo mari berbagi dengan adik-adik kita yang “Fatherless” . Jika ada sodara atau pun tetangga yang yatim dan perlu di bantu ayo di share, berapapun nominalnya yang penting kan ikhlas dan mengharap ridho Allah swt.